ENERGI.co.id, Dompu – PT Sumbawa Timur Mining (STM), pemegang Kontrak Karya Generasi ke-7, resmi memasuki tahap Studi Kelayakan (Front-End Loading/FEL3) dalam pengembangan Proyek Hu’u, sebuah proyek strategis yang berpotensi menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri logam rendah karbon global. Studi ini akan dimulai perlahan pada Oktober 2025 dan ditargetkan selesai pada akhir 2026, sebagai langkah penting menuju Keputusan Investasi Finansial (Financial Investment Decision/FID) pada paruh pertama 2027.
Tahap FEL3 merupakan kelanjutan dari Pra-Studi Kelayakan (FEL2) yang telah diselesaikan pada Desember 2024. Studi tersebut berhasil mengurangi risiko teknis melalu pengujian metode pendingan air tanah dalam dan memperkuat keyakinan terhadap potensi sumber daya mineral Proyek Hu’u. Sejak awal 2025, STM telah menjalani masa transisi strategis menuju FEL3, dengan fokus pada studi teknis lanjutan, tinjauan manajemen, serta pemeliharaan fasilitas eksplorasi.
Pada tahap FEL3, STM akan melakukan berbagai kajian yang lebih mendalam dan komprehensif. Kajian ini meliputi pematangan desain tambang bawah tanah, rencana pengembangan infrastruktur pendukung, asesmen lingkungan dan sosial lanjutan, konversi estimasi sumber daya menjadi cadangan, serta evaluasi lainnya untuk memastikan kelayakan keseluruhan proyek. Akan ada pula pendalaman studi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang dilaksanakan oleh anak usaha STM, yakni PT Sumbawa Timur Geothermal (STG), sebagai bagian dari komitmen STM untuk mewujudkan pertambangan tembaga yang didukung oleh energi terbarukan.
Presiden Direktur STM, Bede Evans, menyampaikan bahwa Proyek Hu’u memiliki peluang besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya melalui pengembangan mineral strategis yang penting bagi industri masa depan dan transisi energi.
“Permintaan global terhadap tembaga akan terus meningkat, didorong oleh transisi energi dunia yang terus berlanjut. Proyek Hu’u, dengan Deposit Onto sebagai salah satu temuan tembaga-emas terbesar dalam dua dekade terakhir, berpotensi semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemain penting dalam rantai pasok mineral kritis dunia,” ujar Bede.
Deposit Onto yang ditemukan tahun 2013 merupakan penemuan signifikan deposit tembaga-emas dalam dua dekade terakhir, ditinjau dari segi ukuran, kandungan, dan kondisi tantangan eksplorasi. Dengan umur tambang yang diproyeksikan akan lebih dari 50 tahun, Proyek Hu’u diperkirakan dapat menghasilkan sekitar 440 ribu ton tembaga dan 340 ribu ounce emas per tahun pada puncak produksinya.
“Kami percaya bahwa Indonesia tidak hanya mampu menjadi eksportir bahan mentah, tetapi juga pemimpin dalam kemajuan industri logam. Dengan dukungan kebijakan hilirisasi dan kolaborasi multipihak, STM siap berkontribusi membangun rantai pasok bernilai tambah yang tangguh dan inklusif,” tambah Bede.
STM menyampaikan apresiasi atas dukungan yang telah diberikan oleh para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah pusat dan daerah, masyarakat lokal, serta mitra teknis dan akademik. Dukungan ini menjadi fondasi penting bagi kelanjutan Proyek Hu’u menuju tahap produksi. “Kami berharap dukungan ini terus berlanjut hingga Proyek Hu’u mencapai tahap produksi dan memberikan manfaat nyata bagi Indonesia, baik dari sisi ekonomi nasional maupun pembangunan daerah,” tutup Bede.
Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, M.Hub.Int., menyampaikan dukungannya terhadap pengembangan Proyek Hu’u. “Kami melihat Proyek Hu’u sebagai peluang strategis untuk memperkuat investasi, membuka kesempatan kerja, dan menambah pendapatan daerah. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan sektor usaha, manfaat pembangunan dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat,” tuturnya, saat melakukan pertemuan dengan manajemen STM di Kantor Gubernur NTB, Senin (15/9).
Dukungan terhadap pengembangan Proyek Hu’u juga dinyatakan oleh Bupati Dompu, Bambang Firdaus, SE. “STM tidak sendiri di sini. Kami selaku Pemerintah Daerah juga siap support, siap membantu, siap mendukung sebatas kapasitas dan kewenangan yang kami miliki,” ujarnya saat melakukan kunjungan kerja ke Proyek Hu’u bersama jajarannya, Sabtu (13/9) lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Bambang juga mengajak kepada masyarakat Dompu untuk mewujudkan iklim investasi yang lebih hangat. “Mari sama-sama kita lebih terbuka berpikir, lebih lega kita membuka ruang iklim investasi yang lebih hangat agar teman-teman investasi dengan aman, nyaman, hadir mengelola apa yang menjadi sumber daya yang ada di Kabupaten Dompu ini. Tidak lain tujuannya adalah bagaimana kita meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Kemudian, lanjut Bambang, pihaknya mendorong STM untuk terus berproses melakukan percepatan kajian, analisis, sehingga target yang diharapkan dapat lebih cepat terwujud. “Dengan cepatnya beroperasi STM, juga akan menunjang percepatan pembangunan, lebih khusus yang ada di Kabupaten Dompu ini,” tandasnya.