PGN Saka, Menjaga Pangkah Wetan dari Abrasi Melalui Swasembada Bibit Mangrove

Lokasi pembibitan pohon mangrove yang ada di Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik
banner 468x60

ENERGI.co.id, Gresik – Desa Pangkah Wetan di Kabupaten Gresik menghadapi tantangan lingkungan yang serius. Meskipun dikenal sebagai desa terluas di kabupaten itu, setara dengan satu kecamatan, status ini terancam. Wilayah yang terbentuk dari sedimen Bengawan Solo tersebut rentan terhadap abrasi yang dapat mengikis luas daratan. Menjawab ancaman ini, PGN Saka memprakarsai program penanaman dan pembibitan mangrove untuk melestarikan kawasan tersebut melalui Kelompok Pengawas Masyarakat.

Program Pembibitan Mangrove ini resmi didirikan pada akhir Agustus 2023. Inisiasi ini menjadikan PGN Saka sebagai pionir dalam upaya pembibitan dan penanaman mangrove di wilayah tersebut. Dukungan PGN Saka diakui sangat besar dalam merealisasikan program ini. Tujuan utamanya tidak hanya menanam, tetapi juga berupaya mewujudkan swasembada bibit mangrove di tingkat lokal.

Read More
banner 300x250

Langkah awal program dimulai dengan mengembangkan 80.000 bibit mangrove. Dari jumlah tersebut, 70.000 bibit kemudian ditanam di beberapa lokasi kritis. Wilayah penanaman mencakup Kali Lewean di Pangkah Kulon, Mangrove Center di Banyuurip, serta Kali Sumbalan dan Kali Rojula di Pangkah Wetan.

Beberapa siswa Sekolah Dasar Desa Banyu Urip sedang membersihkan sampah  di sekitar tanaman mangrove yang sudah berusia tiga bulan

Namun, merealisasikan program ini tidak mudah. External Relations Supervisor PGN Saka, Subali, mengaku tantangan terbesar adalah mengubah habbit atau kebiasaan masyarakat. Warga Desa Pangkah Wetan yang mayoritas petambak dan nelayan terbiasa mendapatkan uang harian: pagi berangkat, siang pulang membawa hasil. Sementara itu, menjadi petani bibit membutuhkan waktu tiga hingga empat bulan untuk mendapatkan hasil.

Untuk mengubah mindset tersebut, PGN Saka menerapkan strategi jangka panjang. Mereka menggandeng Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University untuk menyadarkan masyarakat. Edukasi difokuskan pada manfaat ekologi: jika mangrove lestari, sirkulasi air di tambak akan lancar, sehingga hasil udang, kepiting bakau, dan kerang akan semakin bagus serta berkelanjutan.

Strategi ini melahirkan tagline program “PANCALAN”, yang merupakan akronim dari Pangkah, Cantik, Lestari, Berkelanjutan. Selain edukasi dari IPB, PGN Saka juga mengajak warga studi banding ke lokasi pembibitan lain yang telah berhasil, untuk menunjukkan bahwa pembibitan adalah usaha yang tidak sulit jika ada kemauan.

Program ini kini dikelola oleh Kelompok Muara Tangguh Desa Pangkah Wetan yang diketuai oleh Aunillah. Sebelum program ini berdiri, kelompok tersebut harus membeli bibit dari Tuban dan Pasuruan. Kini, mereka mengelola pembibitan sendiri. Aunillah mengungkapkan, bibit dibeli seharga Rp 300 per batang, dan setelah tumbuh 3-5 daun, bibit siap tanam itu dijual seharga Rp1.500 per pohon. Menurut data kelompok, saat ini terdapat 92.000 bibit yang dikelola.

Proses penanaman di pesisir memiliki tantangan fisik, seperti ombak besar, cuaca tidak bersahabat, dan panas terik. Untuk mengatasinya, para pekerja menggunakan alat yang disebut “Pancalan” atau semacam ski lumpur. Alat ini krusial karena manusia tidak bisa berdiri di atas lumpur atau akan terperosok. Penggunaan Pancalan membutuhkan keseimbangan tubuh , dan dengan alat ini, 30-35 orang dapat menanam 10.000 bibit.

Inovasi dan kegigihan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Kepala Desa Pangkah Wetan, Syaifullah Mahdi, menyebut upaya ini diapresiasi oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono dan Menteri KLHK periode sebelumnya, Siti Nurbaya. Ibu Menteri bahkan memuji metode tanam menggunakan Pancalan karya anak Desa Pangkah Wetan sebagai teknologi sederhana yang efektif, cepat, dan efisien.

Kini, gerakan yang dipelopori PGN Saka mulai diduplikasi oleh stakeholders lain, seperti Pertamina Patra Niaga. PGN Saka bahkan bertindak sebagai ‘sales’ untuk kelompok binaannya, menawarkan bibit mangrove ke perusahaan lain seperti Smelting Freeport Indonesia. Atas program ini, PGN Saka ditetapkan oleh SKK Migas sebagai Juara III Tingkat Nasional , dengan target potensi penanaman mangrove di desa itu mencapai 1500 hektar. (Aman)

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *