PGN Saka Angkat Perekonomian Masyarakat Dengan Mangrove dan Program Air Bersih

banner 468x60

ENERGI.co.id, GRESIK – Jika ada yang meragukan dana program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), atau umumnya dikenal luas sebagai dana Corporate Social Responsibility (CSR), yang menjadi tanggung jawab sosial perusahaan/organisasi terhadap masyarakat dan lingkungan dari anggota SKK Migas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Saka (Persero) Tbk, adalah salah besar.

PGN Saka Indonesia Pangkah Limited melalui program PPM, sangat berhasil. Program yang sudah dilaksanakan dan berhasil adalah program yang meliputi penanaman mangrove, penyediaan air bersih, hingga dukungan terhadap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Tiga unggulan tersebut yang sudah dilaksanakan oleh PGN Saka, sangat berhasil. Masayarakat sekitar sangat-sangat terbantu oleh adanya tiga program itu.

Misal, penanaman mangrove. Dijelaskan Eksternal Relations Supervisor PGN Saka, Subali,  penanaman mangrove ini menjadi salah satu aksi nyata kepedulian terhadap lingkungan pesisir.

Selain  menjaga ekosistem, mangrove juga, jelas Subali di Desa Pangkal Wetan, Rabu (17/9/2025), memberi dampak positif bernilai ekonomi. Sebab, bibitnya dapat dipasarkan menjadi penghasilan tersendiri bagi masyarakat setempat.

Contoh konkret, ditambahkan Kepala Desa Pangkah Wetan, Syaifullah Mahdi, masyarakat nelayan setempat yang kebetulan sedang sepi dalam menangkap ikan karena iklim tidak mendukung, mereka bisa nimbrung dan bekerja untuk pembibitan mangrove.

Kenikmatan yang didapat di desa, bukan dengan mudah. Semua berkat PGN Saka, yang terus membantu, baik dalam bentuk pendidikan, pengetahuan sampai diikutkan dalam suatu event-event tertentu.

PGN Saka sangat mendukung pendampingan kelompok sadar wisata yang mengembangkan pembibitan mangrove. Berkat inisiatif tersebut, Desa Pangkah Wetan berhasil meraih juara tiga nasional dalam program penanaman mangrove.

Dengan jumlah penduduk lebih dari 11 ribu jiwa, Pangkah Wetan kini menjadi salah satu contoh keberhasilan sinergi masyarakat, pemerintah desa, dan SKK Migas PGN Saka dalam mewujudkan desa mandiri dan berkelanjutan.

Hal yang sama juga dilakukan oleh PGN Saka, di Desa Banyuurip, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik. Di Desa ini, sebelum difungsikan sebagai desa pembibitan dan penanaman mangrove, sebagai desa yang kotor.

Awal-awal daerah ini, jelas Kepala Desa Banyuurip, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik, Ihsan Nur Arief, sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah masyarakat.

Saat PGN Saka mau masuk, masyarakat sekitar menolak. Tapi setelah diberi masukan dan pengertian oleh PGN Saka, masyarakat mau berubah tempat tersebut sebagai tempat penanaman dan pembibitan mangrove.

PGN Saka tidak jenuh-jenuh terus memberikan pembelajaran dan sampai akhirnya berhasil menyulap lahan kotor menjadi lahan fungsi guna mangrove. Mulai dari pembibitan sampai kepada proses menanamannya. Puluhan hektar ini sudah disulap menjadi tempat pelestarian mangrove. “Suport PGN Saka sangat-sangat luar biasa,” tandas Ikhsan.

Dampaknya pun, tambah Ikhsan, sangat bermanfaat bagi nelayan, yang memang sebagai pekerjaan sehari-harinya.

Salah seorang nelayan pun mengakuinya, bahwa dengan adanya lahan mangrove tersebut. Kehidupan sehari-harinya sangat terbantu. Dimana saat pencarian ikan sedang tidak menunjang karena pengaruh iklim atau musim kemarau. Mereka bisa bekerja dilahan mangrove tersebut.

Intinya, kata Ikhsan, semua menjadi terbantu. “Saya tegaskan sekali lagi ini semua berkat PGN Saka. Tanpa PGN kita di sini tidak bisa apa-apa,” katanya.

“Alhamdulillah. Kami masih bisa mendapatkan tambahan untuk kebutuhan hidup. Kami bisa mendapat Rp 300 ribu, untuk menyiapkan pembibitan,” ungkap Nurofik, salah seorang pekerja pembibitan magrove dilokasi itu.

Kemudian, PGN Saka juga terus mendukung pendampingan kelompok sadar wisata yang mengembangkan pembibitan mangrove. Berkat inisiatif tersebut, Desa Pangkah Wetan berhasil meraih juara tiga nasional dalam program penanaman mangrove.

Dengan jumlah penduduk lebih dari 11 ribu jiwa, Pangkah Wetan kini menjadi salah satu contoh keberhasilan sinergi masyarakat, pemerintah desa, SKK Migas, dan PGN Saka dalam mewujudkan desa mandiri dan berkelanjutan.

Akses Universal Air Bersih

Apakah selesai hanya dengan satu permasalahan kehidupan nelayan saja? Bagi PGN Saka jelas tidak cukup. Masih banyak yang harus dibenahi untuk kepentingan dasar masyarakat. Dari itu PGN Saka pun menyelesaikan permasalahan Akses Universal Air Bersih, di Desa Pangkah Wetan.

PGN Saka berjibaku memutar pikiran agar dapat menyelesaikan masalah tersebut. Tujuannya, ya tentu sangat mulia, agar masyarakat dapat teratasi kebutuhan yang paling mendesak.

Di Desa Pangkah Wetan, PGN Saka sangat tahu bahwa kebutuhan air bersih sangat mendesak. Begitu juga dengan UMKM. Atas dasar itu, Tim elit PGN Saka, yang khusus menangani program PPM mulai bekerja dan melakukan observasi yang tidak mudah.

Pendek kata, PGN Saka berhasil mengatasinya, dengan membuat pompa besar dengan mengambil air dari Dukuh Soyo, sekitar empat kilometer dari Desa Pangkah Wetan.

Al hasil, PGN Saka berhasil mengalirkan air bersih dari Tandon air bersih (sumur pompa), berukuran 3 meter x 3 meter dengan ketinggian 10 meter yang mampu menampung 18.000 liter air bersih. Sedang spesifikasi perpipaan air bersih dengan jenis pipa PVJ RRJ S 12,5 2″. Semua itu mampu menyambung pipa sampai kepada 650 rumah warga.

Kepala Desa Pangkah Wetan, Syaifullah Mahdi, dalam keterangan persnya, Rabu (17/9/2025), tidak sungkan-sungkan menyebut bahwa tanpa PGN Saka kebutuhan air bersih untuk masyarakat sekitar tidak akan bisa terpenuhi. Semua atas usaha PGN Saka melalui kontribusi SPIL.

Dengan adanya dukungan dari SPIL melalui pembangunan Tandon dan distribusi Perpipaan Air Bersih, Desa Banyuurip terdiatribusikan air bersih ke sebanyak 121 Sambungan Rumah (SR), di Dusun Bangsalsari, dan 150 SR ke Dusun Kaklak, Desa Banyuurip, Kecamatan Ujung pangkah.

SPIL juga menginiasi program software yang dinamakan Smart Hipam. Program ini diwujudkan juga dalam bentuk software keuangan Hipam, komputer set berupa printer.

Dengan adanya program-program tersebut, jelas Syaifullah, diharapkan program manajemen air bersih transparan akuntabel, dan sangat bisa dipertanggung jawabkan.

“Dulu warga harus membeli air karena kondisi payau. Sekarang distribusi dan pembayarannya sangat murah dan lebih transparan,” kata Syaifullah menghela nafas.

Mustopa, bendahara HIPAM, pun memuji PGN Saka. Dikatakannya, tanpa PGN Saka, sangat sulit atau tidak mungkin Desa bisa memberikan air bersih kepada warga dengan harga murah.

Dan sekarang ini, jelas Mustopa, mayoritas warga Desa Pangkah Wetan sudah menikmati air bersih dengan pompa sumur 4 gim (ukuran besaran pipa).

“Perkiraan mungkin hanya hanya tinggal 200-an warga yang belum ikut berlanganan. Dari total seluruh warga Pangkah Wetan,” ujar Mustopa.

Mustopa mengaku merasa kurang, sehingga ia ingin membuat satu Tandon Air lagi. Tapi saat ini kendalanya pipa untuk menyalurkan air belum tersedia. Ia masih menunggu pemerintah setempat dapat membantu.

Jika Tandon Air ditambah satu lagi, da  jika ada kendala, Tandon satunya lag bisa beroperasi memenuhi kebutuhan air bersih warga. Dan warga pun bisa selalu terlayani dengan baik.

Soal pembayarannya, Hipam membuatkan kartu mirip ATM dan sejenisnya, jadi jika warga ingin membayar setiap bulannya cukup datang ke kantor Desa dengan menunjukan kartu miliknya. “Petugas tinggal menempel ke mesin komputer pembaca akan keluar nama dan besaran pembayarannya,” jelas Mustopa. Ditambahkan, jumlah pembayaran lebih murah dari pada umumnya pembayaran PAM.

Akhirnya, kerja profesional Tim Elit program PPM PGN Saka dengan berkolaborasi para pendamping sukses memberikan manfaat sebanyak 3. 082 SR, dan dimanfaatkan kurang lebih 10.787 jiwa yang tersebar di 7 Desa, terdiri dari Desa Pangkahwetan, Pangkahkulon, Banyuurip, Ngembloh Kecamatan Ujungpangkah, serta Desa Manyarejo, Manyar Sidomukti, Manya Sidorukun.

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *